Resensi novel "Confession"
Identitas buku
Judul : Confession
Pengarang : Fakhrisina Rovieq
Tahun terbit : 2014
Tahun cetak : 2014
Kota terbit : Jakarta
Nama penerbit : Ice Cube Publisher
Nomor edisi buku : 978-979-91-0698-8
Ketebalan buku : viii + 270 halaman
Ukuran buku : 13 x 19 cm
Harga : Rp39.000,00.
Inti sari buku (ringkasan)
Confession adalah novel yang berkisah tentang seorang anak perempuan bernama Karina Ozyla yang kerap dipanggil Jill atau bisa juga dipanggil dengan nama Karin, tapi hanya satu orang yang selalu memanggilnya begitu. Ya, namanya Alan Abimanyu. Jill biasa memanggilnya Abi. Buku ini menceritakan kisah cinta terpendam Jill dan Abi, mungkin juga Alan.
Abi merupakan teman sekelas Jill saat kelas enam SD. Dia terkenal sebagai anak yang berprestasi dan juga seorang kutu buku. Perawakannya gendut dengan pipi chubby serta senyuman khas nya yang selalu menciptakan keteduhan di hati seseorang. Seseorang itu ialah Jill. Jill selalu menjahili Abi ketika SD, misalnya dengan merebut bekal dan uang saku Abi. Akan tetapi, Jill sebenarnya tidak ingin melakukan hal itu dan kerap merasa bersalah dengan kelakuannya pada Abi. Jill bahkan menangis terisak sendirian di kelas, ketika dia merasa perlakuannya pada Abi sudah keterlaluan.
Ia peduli pada Abi, contohnya ketika kejadian di lapangan olahraga kala itu, Abi yang gendut berlari dengan lamban, seketika membuatnya kesal, ditambah teman-teman lain yang menjahili Abi dan membuatnya jatuh berkali-kali. Tetapi Abi yang polos tidak marah, Jill pun geram dan menantang teman-teman yang menjahili Abi untuk bermain sepak bola dengan persyaratan jika Ia menang maka mereka harus meminta maaf pada Abi. Jill yang awalnya ragu dengan perkataan mendadaknya itu, pada akhirnya menang juga. Singkat cerita waktu kelulusan pun tiba, Jill ingin mengatakan sesuatu kepada Abi, dia ingin meminta maaf, dia ingin mengatakan bahwa dia menyayangi Abi dan tidak berniat menjahatinya. Tapi sayangnya, kesempatan untuk mengatakan hal tersebut tidak datang, Jill hanya mengucapkan selamat pada Abi atas pencapaian prestasinya yang Ia terima, kemudian tidak sempat mengatakan hal lain karena Abi sudah pulang.
Waktu terus berjalan dan sampai suatu ketika, pada hari orientasi pertama di SMA, Jill menemukan sosok yang tidak asing. Sosok itu mengenakan id card panitia yang menjuntai dan anehnya senyuman menenduhkan di wajahnya itu sangat familiar. Lantas membuat Jill teringat satu orang yang punya senyum yang sama, yakni Abi. Jill pada awalnya heran dan menanyakan kebenaran itu langsung pada orangnya ketika dia tidak sengaja dimasukkan ke kelompok siswa-siswi yang sakit di UKS. Jill akhirnya tahu. Nama nya adalah Alan. Dia adalah kaka kelas yang menjadi panitia bidang sekretariat dan kebetulan sedang mendata siswa-siswi yang sakit pada masa orientasi.
Jill juga mendapatkan informasi dari sahabatnya, Chacha, bahwa Alan adalah anak yang populer dan sangat cerdas di sekolah, fakta yang mengejutkan Jill ialah Alan ternyata seumuran dengan mereka, 16 tahun, karena dia akselerasi dua kali, di SMP dan juga SMA, maka dari itu Ia kelas XII sekarang. Jill terpana mendengar pernyataan Chacha. Chacha memang sangat ambisius dalam mencari informasi seperti ini, dia sangat membantu Jill. Jill pun membanding-bandingkan Alan dan Abi. Dia juga semakin yakin mereka orang yang sama ketika tau nama panjang Alan adalah Alan Abimanyu. Sampai tiba suatu hari, Jill memberanikan diri bercerita kepada Alan, apakah mungkin dia Alan Abimanyu yang dulu? Apakah mereka orang yang berbeda? Ia ingin memastikannya.
Tetapi sayangnya jawaban Alan memutuskan harapan Jill, berkali-kali Jill berpikir mereka orang yang sama. Tapi jawaban Alan selalu semakin membuatnya yakin kalau Alan bukanlah Abi. Jill pun melupakan hal itu. Dia terus meyakinkan dirinya kalau Alan bukanlah Abi yang Ia kenal dulu. Waktu demi waktu berlalu, setiap bulannya Jill selalu menulis surat, tentang perasaannya pada Alan. Dia mulai mencintai Alan, tapi dia masih bingung dengan perasaannya, perasaan-perasaan yang masih mengganjal di hatinya. Namun, Alan mulai menunjukkan kalau dia peduli pada Jill.
Hal itu terlihat, ketika Jill menangis dan tidak tidur semalaman dikarenakan kepergian Ayahnya tercinta, juga ketika Mama nya memutuskan untuk memulai hidup yang baru, Ia mengambil keputusan besar untuk hal itu. Matanya yang bengkak selalu disembunyikannya, tapi Alan tahu, dia menunjukkan rasa pedulinya dengan memberikan es batu dan sapu tangannya kepada Jill. Sapu tangan itu istimewa karna Alan sudah memberikannya dua kali. Pertama ketika Jill menangis di hari ulang tahun Alan dan ini merupakan kedua kalinya. Jill baru menyadari kalau sapu tangan itu couple alias sepasang. Dia pun terkejut, namun berniat mengembalikannya nanti.
Momen spesial juga terjadi ketika Jill tidak sengaja bertemu dengan Alan di toko buku, yang berakhir dengan obrolan hangat di area outdoor salah satu coffee shop. Mereka bercerita banyak hal, mulai dari Alan yang menceritakan tentang perjalanan pendidikannya sampai Jill yang menceritakan tentang sejarah cheese cake spesial milik Abi di masa lalu. Di hari itu juga Alan meminta nomor telepon Jill, sejujurnya Jill sudah menyimpan nomornya dari berbulan-bulan yang lalu dari Chacha, tapi sayangnya hanya ada satu riwayat panggilan yakni misscall yang digunakan untuk mengecek apakah nomor tersebut sudah benar milik Jill.
Momen spesial lainnya adalah cheese cake. Cheese cake yang selalu hadir di ulang tahun Alan maupun ulang tahun Jill. Cheese cake menjadi sesuatu yang istimewa bagi keduanya. Juga setiap pertemuan mereka di belakang sekolah, di bangku yang menghadap rumput ilalang dengan suasana yang menenangkan dan setiap pertemuan di perpustakaan, bahkan Jill sering curi-curi pandang ke Alan tentu saja tanpa sepengetahuan Alan. Jill menyukai banyak hal baru karena Alan, seperti suka membaca buku, pergi ke perpustakaan, dan minum teh hingga aroma coklat panas misalnya.
Lika-liku cinta Jill sangat rumit, diperparah ketika dia tau bahwa Alan ternyata sudah memiliki kekasih, tapi untung saja itu tidak bertahan lama. Selanjutnya, mereka sudah jarang bertemu karena kesibukan untuk kelulusan Alan yang sudah di depan mata. Terpuruk, seperti tidak ada harapan. Di malam farewell party, Jill berniat mengungkapkan perasaannya pada Alan dengan memberikan Alan surat yang selalu ditulisnya setiap bulan, dua belas surat yang selalu rapi tersimpan di laci belajarnya dan tidak tahu kapan akan diberikan kepada Alan. Ia sangat ragu. Untung saja sahabatnya, Chacha selalu ada untuknya dan menasihatinya untuk menyatakan perasaan saja, karena mereka juga mendapat kabar kalau Alan akan pergi ke Australia setelah lulus. Jill pun memutuskan untuk memberikan surat-suratnya kepada Alan.
Kisah ini ditutup dengan sebuah epilog. Emosinya akan bergantung kepada pembaca. Apakah akan menjadi sedih atau bahagia atau bahkan kesal? Pembacalah yang menentukannya.
Biografi pengarang
Confession ditulis oleh Fakhrisina Amalia Rovieq. Nama panggilannya Riris, Iis, atau Yiyis. Lahir di Banjarmasin, 20 Mei 1993. Ia sangat suka membaca buku. Pecinta hujan, addicted sekali dengan petrichor. Penikmat aroma kopi, cokelat, dan teh. Suka melamun dan berkhayal sambil menatap langit malam.
Kelebihan buku
Kelebihan dari novel ini adalah penggunaan kalimat-kalimat yang sederhana, indah, dan juga mudah dimengerti, sehingga membuat pembaca semakin dapat merasakan alur ceritanya. Pencantuman kutipan-kutipan indah, yang membuat cerita lebih terasa hidup, contohnya “Kita nggak akan bisa bikin orang lain bahagia, kalau kita nggak bahagia dengan diri sendiri” (Alan pada Jill, hal. 180). Kelebihan lainnya yang terdapat dalam novel ini adalah surat-surat yang ditulis Jill setiap bulan, hal tersebut memperkuat pemahaman pembaca terhadap perasaan dan perjalanan cinta Jill.
Kelemahan buku
Kelemahan dari novel ini adalah alur maju-mundur yang terlalu banyak, sehingga pembaca mungkin dapat merasa kebingungan. Beberapa pronomina kadang ambigu, sehingga pembaca harus mengulang kalimat sebelumnya untuk mengetahui siapa yang dimaksud pada kalimat tersebut.
Kesimpulan
Menurut saya, novel ini sangat menarik untuk dibaca. Pembaca disuguhkan kisah cinta remaja yang ringan, tetapi tidak membosankan karena terdapat teka-teki sehingga menimbulkan rasa penasaran dari pembaca. Penulis juga menyajikan cerita dengan cara yang unik dan anti mainstream, dimana kita seperti sedang membaca buku diary milik Jill. Ceritanya juga mengalir, seolah-olah kita terlibat dan menyaksikan langsung adegan-adegan yang terjadi dalam hidup Jill. Ceritanya yang relate pada sebagian orang, juga membuat pikiran pembaca memikirkan kisah cintanya di masa muda dulu. Tapi, yang saya sayangkan alur ceritanya sedikit tidak mengejutkan. Namun, untuk endingnya sendiri, saya rasa cukup memuaskan dan pastinya pembaca akan merasakan perasaan yang campur aduk ketika membacanya. Pokoknya, Confession dijamin worth it untuk dibaca.
Resensi ini merupakan karya asli dari Amanda Agni Oktavia Ramadhani dan pernah diikutsertakan dalam lomba menulis resensi yang diadakan oleh perpustakaan MAN Kota Palangka Raya pada Maret, 2022.

MasyaAllah, keren mudahan bermanfaat resensi nya ya Nak
BalasHapus